ANALISIS SWOT ANAK JALANAN DI KOTA YOGYAKARTA
KONDISI INTERNAL KONDISI EKSTERNAL | Strengths ( Kekuatan ) | Weaknes ( Kelemahan ) |
v Memiliki sarana tempat penampungan. v Dukungan anggaran sudah dianggarkan. v Dinas yang bertugas menangani sudah ada. v Komitmen pemerintah kota untuk penangan anjal. v LSM yang peduli Anjal | v Budaya malu yang mulai terhapus v Etos kerja kurang v Banyak pengangguran v Penanganan belum terpadu. v Anjal Musiman dari luar kota lebih banyak v Dana dari pemerintah terbatas. | |
ortunities ( peluang ) | Strategi SO ( Strengths- Opportunities) | Strategi WO (Weaknes –Opportunities) |
v Program penanganan dari dinas sosial sudah ada. v Program pemberdayaan masyarakat sudah ada. v Anjal merupakan anak- anak yang sebagian memiliki potensi yang dapat dikembangkan. v Anjal merupakan anak usia produktif v Beberapa LSM memilki rumah singgah. | v Keterpaduan penanganan antar dinas terkait dengan mengedepankan kepentingan anak jangka panjang. v Kerjasama dengan LSM yang peduli Anjal dan memotivasi masyarakat agar berperan aktif melalui program terpadu yang sinergis . v Dengan menciptakan peluang kerja sektor UKM v Dengan meningkatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan | v Mengemas potensi anjal agar dapat bernilai ekonomi seperti seni dan budaya dan memfasilitasi networking . v Memberikan fasilitas pendidikan formal dan non formal bagi anak- anak dengan kerjasama dengan Lembaga pendidikan dan pesantren. v Kerjasama antar daerah dalam penanggulangan anjal. v Mengoptimalkan BLK dan Panti Karya. v Memberdayakan masyarakat untuk ikut menjadi relawan. |
Threath ( Ancaman ) | Strategi ST (Strengths –Threath) | Strategi WT (Weaknes-Threath) |
v Meningkatnya gangguan keamanan v Terjadi trafiking, seks bebas. v Penyakit kelamin dan Aids. v Meningkatnya peredaran Narkoba | v Membuat peraturan dan sangsi tegas terhadap anjal yang melkukan kejahatan. v Membuat perda dan regulasi yang melindungi kepentingan masa depan anak. v Penangan berkelanjutan bagi anjal. | v Peningkatan peran masyarakat dan LSM serta organisasi kepemudaan agar lebih giat melaksanakan kegiatan kegiatan positif kemasyarakatan v Penguatan tatanilai dalam keluarga. v Pelayanan kesehatan dan cek gratis kepada anjal secara rutin. |
Pemerintah Kota Yogyakarta memiliki komitmen cukup tinggi untuk mengatasi permasalahan anak jalanan atau biasa disebut anjal. Hal ini sesuai dengan komitmen pemerintah pusat yang mencanangkan Indonesia bebas anak jalanan pada 2011. Di 16 titik tempat strategis dan sudut sudut kota telah dipasang spanduk dan baliho-baliho yang mengimhimbau masyarakat untuk tidak memberi uang receh kepada anak jalanan dan pengemis. Kebijakan itu memang tak berjalan mulus dan banyak ditentang masyarakat dan pengemis. Namun cara itu dipandang efektif meminimalisi anjal dan pengemis.
Pada awal 2009, tercatat 1.363 anjal yang berkeliaran. Dari jumlah itu, hanya 312 anak (22,18 persen) yang menjadi penduduk Kota Yogyakarta, 967 anak (70,98 persen) dari luar kota Yogyakarta, dan sisanya tidak jelas. Jadi
Keberadaan Anjal yang cukup banyak memberikan dampak negatif pada diri anjal itu sendiri dan juga terhadap lingkungan. Keberadaan anjal yang cukup tinggi dapat menyebabkan gangguan keamanan sehubungan dengan aktifitas mereka di jalanan.Mereka dapat menjadi sasaran trafiking baik untuk penjualan organ tubuh maupun transaksi seks. Kemungkinan anjal dijadikan sasaran peredaran narkoba cukup tinggi dan sering dibarengi adanya seks bebas yang tentu akan rentan terhadap penyakit kelamin dan Aids. Hingga saat ini pemerintah belum menemukan cara tepat untuk mengentaskan anak jalanan karena membutuhkan sistem yang tepat untuk menangani anjal. Saat ini penanganan anjal dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta.
Berdasarkan maklumat Konversi Hak Anak International dan Undang-undang Perlindungan anak maka anjal perlu mendapat perlindungan sebagai anak yang termarginalkan. Mengatasi permaslahan anjal bukan hal yang mudah . Dinas sosial hanya memiliki dana terbatas untuk penanganan anjal sedangkan permasalahannya sangat kompleks. Dalam penanganan perlu kerja sama antara Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pendidikan. Anjal berkaitan erat dengan kemiskinan, sehingga penyelesaiannya juga harus menyentuh keluarga.
Dinas Sosial harus membangun ekonomi alternatif bagi keluarga miskin yang cenderung mendorong anaknya bekerja di jalanan. Dalam keluarga mereka harus ditanamkan tata nilai yang kuat untuk memiliki budaya malu dan ditumbuhkan etos kerja. Dinas sosial dan tenaga kerja dapat memindahkan mereka dari jalanan dengan menyelenggarakan program keterampilan sesuai kebutuhan anjal, seperti olahraga, menjahit, otomotif, mengemudi, dan menyanyi.Jika semua itu sudah berjalan, akses pendidikan pun harus dipenuhi oleh Dinas Pendidikan Kota melalui program sekolah kesetaraan paket A, B, atau C. Ataupun bekerjasama dengan pesantren yang memiliki asrama untuk memberikan fasilitas kepada anjal. Dinas Kesehatan bertugas memenuhi hak untuk sehat bagi anjal dengan memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada mereka dan diadakan cek kesehatan atau mereka diberikan kemudahan untuk mendapatkan perawatan kesehatan dengan memberikan kartu jaminan kesehatan yang berlaku di semua rumah sakit.
Diadakan kerjasama dengan LSM dan lembaga layanan sosial dalam bentuk penyediaan rumah singgah, rumah perlindungan sosial, dan panti sosial asuhan anak. Tidak kalah penting masyarakat dapat dilibatkan sebagai pekerja sosial dalam pelaksanaaan program disamping secara makro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar